Back

USD/INR Bertahan di Posisi Positif di Tengah Risiko Geopolitik

  • Rupee India melemah di sesi perdagangan Asia hari Selasa.
  • Arus keluar dari ekuitas India, harga minyak yang lebih tinggi dan Dolar AS yang lebih kuat melemahkan INR.
  • Para pedagang menunggu pidato Fed menjelang keputusan suku bunga RBI.

Rupee India (INR) melemah di hari Selasa di tengah tekanan jual dari dana asing dan lemahnya pasar domestik. Selain itu, kenaikan harga minyak mentah dan meningkatnya ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran berkontribusi pada pelemahan INR.

Para pedagang akan mengawasi pidato dari Raphael Bostic, Phillip Jefferson, dan Susan Collins dari Federal Reserve (The Fed) AS pada hari Selasa. Setiap komentar dovish dari para pejabat The Fed dapat membebani Greenback dan membatasi penurunan mata uang lokal. Pada hari Rabu, keputusan suku bunga Reserve Bank of India (RBI) akan menjadi pusat perhatian.

Intisari Penggerak Pasar Harian: Rupee India Terlihat Rapuh di Tengah Tantangan Global

  • "Kami memprakirakan Rupee akan diperdagangkan dengan bias negatif karena tekanan jual dari dana asing dan lemahnya pasar domestik. Meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran dapat semakin menekan Rupee," kata Anuj Choudhary, Analis Riset di Sharekhan oleh BNP Paribas.
  • Cadangan devisa India naik $12,588 miliar ke level tertinggi sepanjang masa di $704,885 miliar untuk pekan yang berakhir pada 27 September, Reserve Bank of India mengatakan pada hari Jumat.
  • Menteri Perdagangan India Piyush Goyal mengatakan pada hari Senin bahwa sudah waktunya bagi INR untuk menguat karena adanya arus masuk di pasar hutang dan ekuitas.
  • Presiden Federal Reserve Bank of St. Louis, Alberto Musalem, mengatakan pada hari Senin bahwa ia mendukung lebih banyak lagi penurunan suku bunga karena ekonomi bergerak maju di jalur yang sehat. Namun, ia menekankan bahwa sudah sepantasnya The Fed berhati-hati dan tidak melonggarkan kebijakan moneter secara berlebihan, demikian dikutip dari Reuters.
  • Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan pada hari Senin bahwa The Fed menyambut baik laporan pekerjaan bulan September yang kuat, yang mengindikasikan ekonomi yang kuat. Kashkari menambahkan bahwa keseimbangan risiko bergeser dari "inflasi yang tinggi ke arah pengangguran yang mungkin lebih tinggi.

Analisis Teknis: Prospek Konstruktif USD/INR Masih Berlaku

Rupee India diperdagangkan lebih lemah pada hari ini. Gambaran positif dari pasangan mata uang USD/INR tetap utuh, dengan pasangan mata uang ini bertahan di atas Exponential Moving Average (EMA) 100 hari pada jangka waktu harian. Kenaikan lebih lanjut terlihat menguntungkan karena Relative Strength Index (RSI) 14-hari terletak di atas garis tengah dekat 60,70.

Batas atas persegi panjang dan angka psikologis di dekat 84,00 bertindak sebagai level resistance utama untuk USD/INR. Setiap pembelian lanjutan di atas level ini dapat menarik beberapa pembeli ke level tertinggi sepanjang masa di 84,15, diikuti oleh 84,50.

Pada sisi negatif, target sisi bawah pertama yang perlu diperhatikan adalah 83,80, level terendah 1 Oktober. Momentum bearish yang berkelanjutan dapat membuka jalan menuju EMA 100 hari di 83,66. Level rintangan berikutnya terlihat di 83,00, merupakan angka bulat dan level rendah 24 Mei.

NDRC Tiongkok: Tekanan ke Bawah pada Ekonomi Tiongkok Meningkat

Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (National Development and Reform Commission/NDRC), perencana negara Tiongkok, mengatakan pada hari Selasa bahwa "tekanan ke bawah pada perekonomian Tiongkok meningkat."
Read more Previous

Yen Jepang Menguat terhadap USD, Pulih Lebih Jauh dari Level Terendah Dua Bulan di Hari Jumat

Yen Jepang (JPY) tetap menguat terhadap mata uang Amerika untuk hari kedua berturut-turut di hari Selasa dan menyeret pasangan mata uang USD/JPY menjauh dari level tertingginya sejak 16 Agustus yang disentuh pada hari sebelumnya. Komentar-komentar semalam dari para pejabat Jepang menghidupkan kembali kekhawatiran intervensi dan menjadi faktor kunci yang mendukung JPY. Hal ini, bersama dengan risiko eskalasi lebih lanjut dari ketegangan geopolitik di Timur Tengah, mendorong beberapa aliran aset safe haven ke
Read more Next